Jika suami menginginkan isterinya untuk menyenangkannya di waktu sedang haid, apa yang perlu isteri lakukan? Menolak keinginan suami tentu bukan satu penyelesaian yang baik. Kerana pada dasarnya sang isteri memang harus berbakti pada suami…
Berikut ini adalah beberapa cara melayani keperluan suami ketika haid:
1. Bermesraan dan bercumbu
Isteri boleh saja menyenangkan suami ketika haid, dan hal ini memang dibenarkan. seperti misalnya bermesraan dan bercumbu selain di daerah antara pusar hingga lutut isteri….
Interaksi semacam ini hukumnya halal dengan kesepakatan para ulama ‘. Sayyidah A’isyah radhiyallahu ‘anha menceritakan,كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا حضت يأمرني أن أتزر, ثم يباشرني Jika saya haid, Rasulullah telah memerintahkan untuk memakai sarung kemudian beliau bercumbu denganku (HR. Ahmad)
2. Boleh melakukan segala sesuatu dengan tubuh isteri kecuali berhubungan seks
Firman Allah SWT:ويسألونك عن المحيض قل هو أذى فاعتزلوا النساء في المحيض”Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: “Haid itu adalah suatu kotoran”. Kerana itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita ketika haid .. “Mengenai ayat diatas, Ibnu Qudamah berkata,فتخصيصه موضع الدم بالاعتزال دليل على إباحته فيما عداه(Ketika Allah hanya memerintahkan untuk menjauhi tempat keluarnya darah, ini dalil bahawa selain itu, hukumnya boleh.
(Al-Mughni, 1/24)Selain itu, ada juga hadis lain daripada Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ketika para sahabat menanyakan tentang isteri mereka pada saat haid. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,اصنعوا كل شيء إلا النكاح”Lakukanlah segala sesuatu (dengan istri kalian) kecuali nikah.” (HR. Muslim)Ketika menjelaskan hadis ini, Imam At-Thibi mengatakan,إن المراد بالنكاح الجماع”Makna kata ‘nikah’ dalam hadis ini adalah hubungan intim.” (Aunul Ma’bud, 1/302)Hubungan intim disebut dengan nikah, kerana nikah merupakan sebab utama dihalalkannya hubungan intim.
3. Onani dengan bantuan isteri
Memahami hal ini, selayaknya suami tidak perlu risau ketika istrinya haid. Dan jangan sekali-kali melakukan onani tanpa bantuan tubuh istri. Mengeluarkan mani dengan selain tubuh istri adalah perbuatan yang terlarang, sebagaimana firman Allah ketika menyebutkan kriteria orang mukmin yang beruntung,
Orang-orang yang menjaga kemaluannya, Kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; Maka Sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa. Barangsiapa mencari yang di balik itu, maka mereka Itulah orang-orang yang melampaui batas. (QS. Al-Mukminun: 5 – 7)
Diantara sifat mukminin yang beruntung adalah orang yang selalu menjaga kemaluannya dan tidak menyalurkannya, selain kepada istri dan budak wanita. Artinya, selama suami menggunakan tubuh istri untuk mencapai klimaks syahwat, maka tidak dinilai tercela. Berbeda dengan “orang yang mencari selain itu”, baik berzina dengan wanita lain, atau menggunakan bantuan selain istri untuk mencapai klimaks (baca: onani), Allah sebut perbuatan orang ini sebagai tindakan melampaui batas.
Allahu a’lam
from Sehinggit Media News http://ift.tt/2vhidO4
via IFTTT
No comments:
Post a Comment